Rabu, 23 Desember 2020
2020 : Di Mulai Dari NOL
Kamis, 10 Desember 2020
Kesibukan Yang Di Rindukan
Biasanya bulan desember ini menjadi bulan yang saya benci sekali, karena akhir tahun itu pekerjaan numpuk banget kaya cucian setelah mudik selama seminggu. Apalagi kesibukan sudah dimulai dari awal bulan, sepengalaman saya di tahun-tahun sebelumnya kepala pusing tuh sudah jadi keharusan di setiap harinya.
Pekerjaan rutin saya setiap awal bulan selama setahun adalah membuat reporting yang kemudian akan digunakan kembali oleh hampir ke semua bagian dikantor, kalau sesuai deadline harusnya sudah selesai semua ditanggal 10 setiap bulan.
Khusus untuk bulan desember ini biasanya ada tambahan pekerjaan untuk menyelesaikan anggaran yang akan digunakan untuk tahun berikutnya setelah kita melakukan review atas anggaran yang telah terpakai di tahun ini sesuai tidak dengan target yang kita buat di tahun lalu.
Yang membuat saya harus menelan panadol hampir setiap hari karena nggak tahan sama pusingnya adalah karena kedua pekerjaan itu harus di kerjakan di waktu yang bersamaan dan selesai juga disaat yang bersamaan pula.
Padahal kalau menurut saya anggaran ini bisa dikerjakan seharian saja juga selesai kalau nggak ada drama revisinya, serius yang bikin lama adalah revisi per mata anggaran, adaaa aja yang menurut bos saya biayanya nggak sesuai.
Intinya anggaran ini baru dinyatakan selesai kalau nama filenya sudah ada tulisan revisi (biasa saya singkat rev) yang panjang banget, anggaran rev 1, anggaran final, anggaran final rev 1, anggaran final final rev 2 untuk upload, anggaran final final done rev 3 untuk kirim ke akunting, dst, dsb, dll.
Keselnya ketika laporan anggaran ini diminta oleh pihak yang berwenang dikantor terus saya lupa deh ini filenya yang mana yah kok banyak banget, yang paling akhir di update yang mana yah, padahal sudah disesuaikan judulnya dengan isi revisinya tapi kerap kali terjadi filenya ketuker.
Lelah hayati bang...
Namun tahun 2020 ini yang banyak diguyon oleh orang-orang sebagai tahun yang hanya punya 4 bulan saja yaitu bulan januari, bulan februari, bulan pandemi dan akhirnya kok tanpa terasa dan seperti tiba-tiba lihat kalender sudah bulan desember deh.
Untuk pertama kalinya selama saya kerja, saya menyambut bulan desember ini dengan penuh suka cita, sama halnya dengan mereka yang akan merayakan natal di tanggal 25 nanti. Merasa sangat bahagia karena dalam hitungan hari tahun 2020 ini akan kita tinggalkan bersama dengan kenangannya juga.
Ternyata work from home (wfh) yang sudah dilakoni selama hampir setahun ini membuat saya jadi kangen sekali dengan kesibukan dikantor, walaupun beberapa bulan terakhir juga sudah mulai work from office (wfo) lagi tapi ternyata rindu sama sibuk kerja dikantor belum kebayar juga.
Kebiasaan kerja dikantor berubah sejak pandemi, salah satunya tidak bisa lagi merasakan kerja bertemu dengan semua teman satu tim. Mengikuti peraturan pemerintah dan sesuai dengan protokol kesehatan hingga saat ini kantor masih menjalankan dengan membagi hari kerja untuk karyawan wfh dan wfo dengan presentase 50%.
Jadi bisa kerja lagi dikantor dengan kesibukan tinggi di akhir tahun ini malah bikin jadi semangat membuncah lebih dari biasanya yang sebelumnya nggak pernah dialami. Hingga saya menyadari dan berfikir oh ternyata begini yah rasanya orang sibuk kerja tapi bahagia karena masih bisa kerja, apalagi ditambah dengan situasi sekarang yang dimana-mana banyak perusahaan mengurangi pekerjanya.
Saya akhirnya merasakan walau sibuk tapi nggak underpressure.
Terus berfikirnya malah yang : yes banyak kerjaan kemudian merasa tertantang untuk bisa menyelesaikan semuanya dan penasaran banget kira-kira bakalan selesai sesuai deadline nggak yah dan seperti ada orang lain yang bicara pada diri sendiri "heh, bisa nggak lo menyelesaikan kedua kerjaan ini seperti sebelumnya ?"
..... dan tepat hari ini tanggal 10 Desember 2020, semua pekerjaan itu BISA selesai.
Selama 10 hari lalu nggak ada keluhan berarti sama sekali walaupun secara fisik dan pikiran saya lelah sekali, sempat sih merasakan pusing tapi nggak membuat saya jadi ketakutan besok akan tetap pusing karena setelah minum panadol dan istirahat lebih awal, esok harinya saya sudah segar dan bugar lagi.
Bahkan hari ini deadlinenya hingga hampir tengah malam masih harus revisi laporan dan dari tadi siang pun masih harus revisi juga anggaran dimana pas kebetulan jadwal kerjanya juga wfh dan biasanya saya lebih sulit untuk fokus bekerja karena sering ada gangguan dari kedua anak saya.
Bahkan ketika tiba-tiba bos saya menelpon, yang biasanya nggak pernah nelpon karena adanya urgensi soal kerjaan saya masih bisa santai mengangkat telponnya terus mengirimkan data-data yang dibutuhkan dan gak ingin marah karena sudah diluar jam kerja masih saja buka laptop dan membiarkan anak saya yang paling kecil menggangu karena merasa terabaikan.
Dititik ini merasakan sibuk tidak selalu berarti saya akan menjadi stress, biasanya saya sibuk begini begitu dengan banyak pekerjaan, sampai merasa waktu 24 jam itu kurang dalam sehari justru di tahun pandemi ini seperti dikasih waktu istirahat dan ternyata saya malah merindukan kesibukan yang biasanya saya keluhkan.
Akhirnya jadi punya reminder baru buat diri sendiri, kalau sibuk itu harus bersyukur dengan begitu kita akan menikmati pekerjaan yang membuat kita sibuk.
Kalau teman-teman gimana ada sibuk apa di akhir tahun 2020 ini ?, semoga kesibukannya nggak bikin stress yah, tapi kalau sibuknya ternyata adalah sebaliknya boleh loh sharing di kolom komentar.
By the way, Tulisan ini saya buat karena saya mengikuti grup #1minggu1cerita dimana setiap minggu akan ada tulisan yang saya posting sesuai dengan tema yang diberikan dan minggu kedua desember ini temanya adalah : SIBUK.
Entah kapan saya akan cerita lebih lengkap mengenai grup tulis menulis #1minggu1cerita ini, tunggu saja yah.
Senin, 07 Desember 2020
Cara Mudah Ganti Tema Blogspot Sendiri
Gara-gara melihat blog seorang teman di grup komunitas SMID dan direkomendasikan jasa pembuatnya juga, jadinya bikin kepengen untuk ganti tema blog lagi di tahun 2020 ini.
Setelah melakukan kontak akhirnya saya merasa cocok dengan salah satu tema blog yang ditawarkan, namun ternyata tema blogspot baru nggak dapat, saya pun kehilangan tema blog yang saya beli sebelumnya.
Benar-benar merasakan pepatah "sudah jatuh tertimpa tanggal pula".
Akhirnya selama hampir dua bulan lalu saya pakai tema bawaan dari blogspot yang sebenernya saya nggak suka banget, namun karena mau pakai tema gratisan saya lupa cara memasangnya. Jadinya ya enggak ada pilihan.
Dulu saya pernah merapikan tema, header dan lainnya di blog saya tapi selain kurang gimana gitu hasilnya ternyata makan waktu sekali, akhirnya mulailah pakai jasa orang lain dengan alasan utama karena lebih praktis.
Ternyata malah bikin kapok pakai jasa orang untuk memasang tema blog dan merapikannya, kali ini saya ingin kembali memasang tema blog sendiri saja tanpa bantuan orang lain. Ternyata mudah dan cepat jadi mungkin selama ini saya hanya malas saja melakukannya.
Nah berikut adalah catatan langkah demi langkah yang saya lakukan untuk memasang tema blogspot sendiri.
Mencari tema blog sesuai dengan keinginan
Sejauh yang saya tahu ada 3 website yang memberikan tema gratis untuk blogspot dan memberikan banyak sekali pilihan yang bisa kita pilih sesuai dengan selera kita, sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan atau bisa juga sesuai dengan isi dari blog kita sendiri, yaitu :
- gooyaabitemplates.com
- templateify.com
- themexpose.com
Menentukan tema blog dengan pratinjau
Setelah memilih dan mendapatkan tema blogspot yang kita mau, kita dapat melihat tampilannya terlebih dahulu (pratinjau) bila nantinya tema tersebutlah yang akan digunakan di blog kita dengan mengklik tulisan "Demo : see it live "
Mendownload tema blog
Bila sudah yakin barulah kita download di kotak bertuliskan "download free" lalu klik download lagi dan biasanya kita akan mendapatkan file ZIP, maka kita perlu melakukan ekstrak file terlebih dahulu, setelah di ekstrak barulah kita pilih file dengan format .XML lalu save di folder yang kita inginkan, saran saya sebaiknya dibuat dalam satu folder sendiri jadi kalau nanti mau ganti tema blog lagi tidak sulit mencarinya.
Semudah itu saja dan saya malas melakukannya selama ini, malah jadi harus bayar orang untuk melakukannya, tapi memang sih dengan membayar jasa pemasangan kita bisa sekalian memakai tema berbayar yang lebih bagus lagi dan yah itu tadi praktis tinggal terima jadi.
Namun tema gratisan pun tak kalah bagusnya, apalagi kalau kita pintar mengelola designya dan yang terpenting adalah tulisan-tulisan kita harus rajin diupdate agar tidak sia-sia punya blog.
Oiya kalau baru pertama kali mengganti tema blog ini mungkin tidak semudah yang saya tuliskan dan menemukan kendala atau menemui masalah lainnya, sabar yah dan coba lakukan langkah-langkah tersebut pelan-pelan.
Semoga bermanfaat yah teman-teman dan selamat mencoba.
Kamis, 03 Desember 2020
Pengalaman Melakukan Swab Antigen
Akhir tahun 2020 menyambut libur natal dan tahun baru banyak dari kita yang ingin menikmati waktu liburan tersebut jadi tak mengherankan bila kasus covid-19 angkanya beranjak naik terus dari awal bulan Desember ini.
Bahkan berdasarkan informasi pada website www.covid19.go.id di tanggal 3 desember 2020 lalu Indonesia mencatatkan rekor harian dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 8.369 orang dinyatakan positive covid-19.
Untuk itu Satuan Tugas Penanganan covid-19 menerbitkan surat edaran no 3 tahun 2020 yang menginformasikan per tanggal 19 desember 2020 sampai dengan 8 januari 2021 untuk masyarakat yang akan melakukan perjalanan keluar kota ataupun luar negri, untuk pengguna moda trasportasi, baik itu melalui darat, laut maupun udara diwajibkan untuk melakukan test PCR atau SWAB ANTIGEN, tidak lagi hanya dengan menunjukkan hasil rapid test antibodi saja.
Dari ketiga jenis cara mendeteksi covid-19, sekitar bulan september lalu untuk pertama kalinya saya melakukan swab antigen dikantor yang dilakukan secara masal tidak hanya kepada seluruh karyawan namun juga kepada para office boy, driver, security, para petinggi kantor hingga owner.
Apa itu swab antigen ?
Pada pernyataan keilmuan yang dirilis pada april 2020, WHO menyebutkan swab antigen adalah Tes diagnostik cepat covid-19 yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus covid-19 pada sample yang berasal dari saluran pernapasan.
Ketika itu pelaksanaan swab antigen belum ramai seperti sekarang, orang-orang masih lebih banyak yang melakukan rapid test antibodi saja dan pemerintah pun belum mewajibkan untuk digunakan ketika harus melakukan perjalanan.
Salah satu alasannya adalah karena pada saat itu harganya yang cukup mahal dibanding dengan rapid test antibodi dan belum ada standarisasi juga untuk harganya.
Awalnya saya merasa sangat takut untuk ikutan swab antigen, bukan hanya takut karena prosesnya tapi saya juga sangat takut pada hasilnya setelah proses itu, hanya dalam waktu 15 menit sampai dengan satu jam dapat diketahui bila kita positif covid-19.
Masih belum hilang dari ingatan ketika giliran saya untuk melakukan rapid test antigen, saya berkonsultasi kepada petugas kesehatan dengan menanyakan bagaimana posisi yang nyaman agar prosesnya pun tidak membuat terasa sakit.
Petugas kesehatan pun membantu saya dengan memposisikan duduk saya dengan badan tegak namun tetap rilex dan santai, kemudian ia mengatur dongakan kepala saya hingga menyentuh tangannya untuk menahan posisi kepala agar tepat tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah.
Kemudian petugas kesehatan pun mengambil lendir dari bagian hidung sebelah kanan (atau bisa juga dari tenggorokan) untuk mengambil lendiri ini di kenal dengan istilah swab yaitu dengan memasukkan sebuah alat yang kalau menurut saya mirip sekali dengan sikat pembersih dot atau sedotan stailess, berukuran tipis namun panjang dan disekelilingnya terdapat sikat halus.
Prosedur swab antigen hanya sesaat saja, setelah alat dimasukkan, lalu di putar dengan gerakan perlahan tapi rasanya benar-benar tidak nyaman dan agak sedikit sakit hingga saya menggeluarkan air mata, jadi kalau melihat di tv banyak orang seperti itu yah memang begitu kondisinya bukan dibuat-buat.
Setelah selesai alat swab tersebut akan dimasukkan ke dalam sebuah kantong khusus yang kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Rasa sakitnya tidak berlangsung lama, seharian setelah swab antigen justru rasanya hidung saya ketika bernafas lega sekali, saya sampai berfikir apa karena upil saya tersangkut semua di alat tersebut sehinga hidung pun bersih dari upil, hihihi.
Di hari ketiga saya baru mengetahui hasil swab antigen saya dan alhamdullilah hasilnya negatif.
Kenapa lama sekali ? karena setelah melakukan swab antigen kita tidak diperbolehkan menunggu hasilnya agar dikantor tidak jadi kerumunan dan kebetulan saat itu saya baru ada jadwal work from office (wfo).
Namun untuk mereka yang hasil swab antigennya positif sudah di infokan di hari yang sama untuk kemudian di tindak lanjuti dengan melakukan test pcr.
Walaupun sudah ada pengalaman melakukan swab antigen ini tetap saja rasanya bila harus melakukan lagi saya tidak terlalu ingin, makanya benar-benar mengikuti protokol kesehatan : rajin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun atau dengan handsanitaizer, menjaga jarak dengan orang lain dan tentu saja memakai masker.
Namun untuk teman-teman yang mungkin memang akan ada rencana pergi di akhir tahun 2020 ini untuk berbagai keperluan dan harus melakukan swab antigen, jangan terlalu takut karena prosesnya singkat dan rasa sakitnya memang hanya saat itu saja.
oiya untuk biaya saya kurang tahu yah karena biaya tersebut ditanggung oleh kantor dan untuk petugas kesehatan didatangkan dari salah satu klinik yang letaknya tidak jauh dari kantor.
Teman-teman ada yang sudah pernah melakukan swab antigen juga kah ? cerita dong di kolom komentar rasanya apakah sama dengan saya ?
Semoga tulisan ini memberi manfaat.
Selasa, 01 Desember 2020
Yey Or Ney : Whitening Facial Wash & Brightly Ever After Serum Scarlett By Felicya Angelista
Untuk pertama kalinya di bulan November 2020 lalu saya mencoba menggunakan produk yang viral sekali dimana-mana dari Scarlett By Felicya Angelista yaitu : Whitening Facial Wash & Brightly Ever After Serum
Ternyata tepat di akhir bulan ini kedua produk tersebut habis juga saya gunakan, jadi sekalian deh mau buat reviewnya, saya jarang sekali membuat review untuk produk make up ataupun skin care jadi maaf yah kalau mungkin ada bahasa yang kurang canggih seperti para beauty blogger.
Whitening Facial Wash & Brightly Ever After Serum, tentu saja saya beli langsung di toko resminya yang ada di shopee biar nggak kena penipuan produk yang banyak di palsukan karena banyak peminat yang ingin beli dengan harga murah, padahal kalau menurut saya baik itu Whitening Facial Wash & Brightly Ever After Serum dengan harga perbotol 75 ribu sudah termasuk murah, apalagi untuk serumnya.
Packaging & Isi
Keduanya di kemas cantik dan rapi dengan box kardus, didalamnya pun produk ini diberi semacam tambahan pengaman juga agar produk tidak rusak ketika proses pengiriman, kalau menurut saya packagingnya menunjukkan produknya berkualitas baik.
Kemasan Whitening Facial Wash berupa botol plastik transparan sehingga kita dapat melihat isi produk yang berwarna putih dengan campuran kelopak bunga mawar berwarna merah, untuk tutupnya berwarna putih berbentuk flip top memudahkan pengguna untuk menutup dan membuka kemasan.
Sementara kemasan Brightly Ever After Serum berupa botol berbahan gelas berwarna putih, tutupnya berbentuk pivet dengan cara buka tutup dengan diulir atau diputar dan dibagian bawahnya terdapat drops untuk mengambil serum.
Tekstur & Aroma
Baik itu Whitening Facial Wash & Brightly Ever After Serum sama-sama berbentuk cair, yang berbeda hanya pada kekentalannya saja, tentunya Brightly Ever After Serum lebih kental dan warnanya juga lebih keruh dan untuk aroma ternyata kurang bersahabat di hidung saya, nggak sampai menggangu sih karena cepat hilang setelah di aplikasikan sehingga saya masih bisa pakai rutin selama sebulan ini.
Sementara untuk Whitening Facial Wash terksturnya lebih encer, busanya tidak yang terlalu berbuih sekali bila di pakai di wajah dan hasilnya setelah kita gunakan tidak membuat wajah jadi kaku tapi justru melembabkan dan terasa bersihnya. Untuk aromanya ini salah satu facial wash favorit saya, wangi mawarnya pas sekali tidak menyengat di hidung.
Cara pakai
Pengalaman pertama saya pakai memakai serum yah Brightly Ever After Serum ini jadi awalnya saya ikuti saja petunjuk pemakaian yaitu sebanyak 3 tetes drops untuk sekali penggunaan ternyata wajah saya jadi banjir sekali dan lama sekali meresapnya serum tersebut, ternyata sekali tetes drops saja pun sudah cukup untuk seluruh wajah saya.
Pernah saya baca juga di review Brightly Ever After Serum ini kalau pemakaian terbaik adalah dengan di tepuk-tepuk lembut ke wajah saat meratakan jadi bukan di oles-oles gitu, kemudiah kita bisa pijat juga secara perlahan sampai benar-benar merata lalu diamkan beberapa saat hingga serum mengering yang artinya sudah meresap ke dalam kulit wajah kita.
Untuk hasil maksimal dari Brightly Ever After Serum ini saya pakai sehari 2 kali, yaitu di pagi hari setelah mandi dan malam hari sesaat sebelum istirahat.
Pada emakaian Whitening Facial Wash sama saja sih dengan facial wash pada umumnya, tuang secukupnya di telapak tangan kita, biasanya sih saya cukup 1 kali pencet botolnya saja untuk pemakaian pagi hari, lalu usapkan secara merata di wajah.
Sementara untuk pemakaian sore hari saya biasanya pakai 2 kali pencet botolnya karena ternyata setelah mencoba membersihkan area mata yang menggunakan eye shadow dan eye liner bisa hilang juga dengan membersihkan lebih lama dan lebih di tekan di area matanya.
Jadi kadang saya tidak pakai micellar water lagi, cukup dengan Whitening Facial Wash saja sudah bersih make up di wajah.
Kesimpulan
Setelah pemakaian kedua produk ini secara intensive selama sebulan kulit wajah memang belum menunjukkan hasil sesuai dengan claimnya whitening atau brightening yang wuah gimana gitu.
Perubahan terasa dari tekstur wajah saya yang menjadi lebih kenyal, warna kulit lebih merata dari sebelumnya selain itu wajah saya juga selalu terasa lebih bersih juga bahkan biasanya di hari saya mens, kulit wajah sering kali timbul jerawat namun kali ini tidak ada jerawat besar yang timbul.
Seminggu ini secara tidak sengaja saya kehilangan foundation dan cushion sehingga untuk make up setelah memakai Brightly Ever After Serum saya langsung saja memakai loose powder dan blush on hasilnya make up wajah jadi tidak terasa terlalu berat tapi saya tetap percaya diri walau make up tidak tebal seperti biasanya.
Untuk repurcharge sih saya mungkin akan membeli lagi untuk Whitening Facial Wash namun untuk Brightly Ever After Serum saya akan mencoba yang lain dulu, mencari yang aromanya lebih nyaman di hidung saya, karena ini adalah serum pertama saya sih jadi belum ada pembanding hasil penggunaannya juga.
Baiklah, semoga review ini membantu dan bisa menjadi pertimbangan sebelum menggunakan Whitening Facial Wash & Brightly Ever After Serum Scarlett By Felicya Angelista oiya sekali lagi saya ingetin jangan membeli produk ini kalau bukan di official shopnya dishopee, sayang kalau sampai dapat yang palsu, tidak dapat manfaat baiknya. jadi kepoin instagramnya : @scarlet_whittening yah sebelum beli-beli.
Selamat mencoba.