Selasa, 28 Juli 2020
Hari ini Untuk Mama, Hari Esok Untuk Diri Sendiri
Jumat, 24 Juli 2020
Kosongkan Gelasmu dan P.D.C.A
Senin, 20 Juli 2020
Cara Melindungi Anak Yang Harus Belajar Di Luar Rumah Selama New Normal
- Pengajar dan murid wajib menggunakan masker dan face shield selama proses belajar berlangsung
- Pengajar membuat pola letak tempat duduk yang berjarak dengan murid dan antar murid
- Membatasi jumlah murid yang ikut kelas, maksimal hanya 3 anak setiap pertemuan.
- Mempersingkat waktu pertemuan belajar menjadi 45 menit sebelumnya 1 jam
- Membersihkan meja-meja dengan cairan disinfektan
- Melakukan penyemprotan dengan air disinfektan secara berkala
- Jadwal kelas bisa mengikuti jadwal wfh orang tua jadi bisa antar jemput tanpa harus sewa ojek
- Motifnya beragam dan sangat disukai anak-anak, untuk laki-laki ada dinosaurus, transportation, robot, dll. Sementara untuk perempuan motifnya lebih menggemaskan lagi ada pony, mermaid, rainbow, dll. Selain itu ada juga yang tanpa motif namun dengan warna pastel yang cantik.
- Tersedia semua ukuran untuk anak hingga orang dewasa, jadi bisa kompakan pakai yang sama, bahkan untuk Cap visor juga tersedia untuk ukuran bayi.
- Memiliki varian model : Masker, Super-visor masker, Cap visor dan Hat visor disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
- Bahan yang berkualitas baik, untuk super-visor masker terdiri dari 3 ply non surgical fabric-mask. bagian dalam pun sangat lembut karena 100% dari bahan katun, sementara untuk bagian luar bahan nylon water repellent yang menolak air masuk. Untuk topi-topi selain bahanya bagus, cetakan gambar juga tak kalah bagusnya.
- Mudah dalam perawatan, untuk topi cukup di cuci tangan dan di jemur saja, untuk visor di bersihkan dengan cairan disinfektan.
- Untuk harga menurut saya juga sesuai dengan kualitas produknya, super-visor masker seharga 70 ribu, Hatvisor 160 ribu dan Capvisor 95 ribu rupiah.
Sabtu, 18 Juli 2020
Pengalaman Memulai Toilet Training Pada Usia Dini
Kamis, 16 Juli 2020
Review : Baby Telon Cream
![]() |
kiri-kanan : bebe rosie, bambi, my baby |
Jumat, 03 Juli 2020
Belajar Dari Masalah Baim Wong
Kalau baca judul postingannya untuk teman-teman yang mengikuti gosip di akun perlambean pasti sudah pada tahu kasusnya. Ya kan ?
Untuk yang belum tahu saya ceritakan dari hasil menelurusi beberapa postingan lambe yang beredar di dunia per-instagram-an. Jadi sekitar minggu lalu seorang artis perempuan berinisial NM memposting di Instagram story-nya dengan penuh emosi jiwa dan postingan itu walaupun hanya memberikan clue tanpa menyebutkan nama ataupun inisial para netizen sudah bisa menebak dengan mudahnya.
Yang jadi penasaran sama Instagram story-nya silahkan di cari sendiri yah, bahkan beritanya pun sudah banyak di up oleh media online juga. Ini pertama kali saya mau membahas masalah seperti ini di postingan blog saya, triggernya adalah postingan-postingan instagram dari Baim Wong beberapa hari ini, bisa cek langsung di instagramnya juga yah.
Saya bukan penggemar berat Baim Wong dengan kanal youtube-nya Baim Paula namun saya memang menontonnya sesekali terutama yang memberikan uang kepada orang-orang yang memang membutuhkan dan menurut saya cara dia membantu orang lain seperti itu patutlah di apresiasi.
Terlepas dari apakah uang yang ia berikan adalah miliknya sendiri ataupun uang dari orang lain yang mau memberikan lewat Baim Wong, menurut saya bila kita ingin berbagi dengan orang lain yang paling penting adalah caranya baik dan ia memang memberikan sesuai sasarannya.
Namun tidak semua orang mempunyai pemikiran seperti saya kan ? bahkan terinspirasi juga untuk dapat lebih banyak memberi kepada mereka yang kekurangan. Ada juga yang justru menanggapi dengan statement kurang menyenangkan, seperti NM itu.
Menurut saya bagaimana Baim Wong menyikapi masalahnya saat ini sangat bijak dan sabar. Terlebih lagi ia juga sudah berkeluarga dan dapat menahan tidak hanya dirinya sendiri tapi juga istrinya yang mungkin merasa tersingung dengan yang telah dilakukan NM melalui postingannya.
Apa yang Baim Wong lakukan untuk menyelesaikan masalahnya memberi hikmah tersendiri untuk saya bila menemui masalah dengan orang lain yang mungkin mirip dan saya jadikan catatan untuk diri saya seperti hal berikut :
1. Menanggapi Tapi Tidak Ikut Terpancing Emosi
Biasanya kalau ada artis yang ribut-ribut di social media yang dilakukan hanya dua kemungkinan, yaitu tidak perduli dengan keributan tersebut atau istilahnya di ayepin saja atau yang kedua di tanggapi dengan membalas ribut.
Namun ternyata di kasus ini yang terjadi adalah opsi ketiga, karena ternyata Baim Wong tidak melakukan kedua hal tersebut. Ia justru menanggapi, memberi klarifikasi dari berita yang tidak menyenangkan tersebut namun tidak ikut terpancing untuk mengeluarkan amarah karenanya.
Andaikan hal itu terjadi pada saya dan bila membaca postingan seperti itu walaupun tidak ada nama saya disebut tapi saya tahu pasti itu ditujukkan untuk saya sepertinya emosi akan cepat sekali naik ke ubun-ubun dan sudah pasti jari-jari segera bekerja untuk membalas.
Susah loh menahan diri apalagi jari ini untuk tidak meluapkan emosi kekesalan ketika kita tahu ada orang yang mengusik hidup kita tanpa kita tahu masalahnya dia sama kita itu seperti apa, alias tidak ada hujan tidak ada angin tahu-tahu ada petir kenceng sekali.
Jadi tanggapi seperlunya saja untuk memberikan semacam klarifikasi mengenai ketidakbenaran berita yang telah beredar di masyarakat agar orang tidak terus menerka-nerka ada permasalahan apa sebenarnya diantara mereka ataupun berasumsi lebih jauh lagi.
2. Berdiskusi dan Berkonsultasi
Yang dilakukan Baim Wong yang saya sebut sebagai opsi ketiga adalah ia menemui orang lain untuk menceritakan segala masalahnya kepada yang lebih berkompeten untuk diajak berdiskusi atau berkonsultasi dan menurut saya, Baim Wong memilih seorang pengacara sekelas Bapak Hotma Sitompul SH adalah pilihan yang tepat.
Ketika ada orang lain yang melakukan penyerangan pada diri kita dalam bentuk tulisan di social media dengan menyindir, menghina, memojokkan ataupun memberikan informasi yang tidak benar dan tanpa adanya bukti yang jelas sebenarnya orang tersebut sudah melakukan pencemaran nama baik.
Nah baiknya dengan berkonsultasi kepada pengacara, Baim Wong justru mendapatkan pencerahan. Hasilnya adalah sebuah kalimat bagus yang di ucapkan oleh Bapak Hotma Sitompul dan dapat menjadi kutipan yang baik sekali untuk menjadi pembelajaran di kehidupan kita “rendahkanlah dirimu serendah-rendahnya, agar orang lain tidak punya kesempatan untuk merendahkan dirimu”
Penting nih setiap kali kita punya masalah bicarakan, diskusikan, konsultasi, dialog dengan orang yang memang kita percaya dapat menyelesaikan masalah tanpa masalah, yang dapat menjernihkan pikiran, yang membuka pikiran kita untuk melihat dari perspektif yang berbeda.
3. Mengakui Tanpa Beban
Yang menarik dan menjadi sorotan banyak orang dari postingan NM adanya kata-kata bila selama ini Baim Wong mengadakan Giveaway atau ketika melakukan social experiment dengan bagi-bagi uang sebenarnya bukan dari dana pribadinya.
Melainkan ada pihak lain yang ikut memberikan support dengan menjadi sponsor. Akhirnya karena hal tersebut di postingan feed Instagram Baim Wong yang terakhir ini ada informasi tentang Giveaway dengan tulisan besar-besar yang secara tidak langsung Baim Wong mengakui bila uang yang di gunakan adalah uang dari sponsor.
Dari situ saya menyadari hidup memang keras sekali tapi bukan berarti kita harus melawan dengan keras juga dan tidak perlu membalas ketidakbaikan orang dengan cara yang tidak baik pula, dengan cara jujur mengakui apa adanya justru membuat lebih banyak orang yang mendukung cara kita menyelesaikan masalah yang ada.
Ternyata berbuat sesuatu yang kita anggap sudah baik dan kita pun sudah berusaha jadi sosok orang yang baik masih bisa bikin masalah datang untuk diri kita sendiri. Mungkin ini adalah ujian dari banyaknya kebaikan yang telah di tebar dan semoga ujian ini akan menaikkan kelas kita di maha pencipta.
Hari ini saya menemukan kutipan yang akan menjadi pengingat untuk diri kita bilamana menemui permasalahan seperti Baim Wong, sedang merasa tidak nyaman dengan sindiran orang lain, ingin melakukan pembelaan namun tidak ingin membuat masalah menjadi lebih keruh.