Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Pengalaman Melakukan Swab Antigen




Akhir tahun 2020 menyambut libur natal dan tahun baru banyak dari kita yang ingin menikmati waktu liburan tersebut jadi tak mengherankan bila kasus covid-19 angkanya beranjak naik terus dari awal bulan Desember ini.

Bahkan berdasarkan informasi pada website www.covid19.go.id di tanggal 3 desember 2020 lalu Indonesia mencatatkan rekor harian dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 8.369 orang dinyatakan positive covid-19.

Untuk itu Satuan Tugas Penanganan covid-19 menerbitkan surat edaran no 3 tahun 2020 yang menginformasikan per tanggal 19 desember 2020 sampai dengan 8 januari 2021 untuk masyarakat yang akan melakukan perjalanan keluar kota ataupun luar negri, untuk pengguna moda trasportasi, baik itu melalui darat, laut maupun udara diwajibkan untuk melakukan test PCR atau SWAB ANTIGEN, tidak lagi hanya dengan menunjukkan hasil rapid test antibodi saja.

Dari ketiga jenis cara mendeteksi covid-19, sekitar bulan september lalu untuk pertama kalinya saya melakukan swab antigen dikantor yang dilakukan secara masal tidak hanya kepada seluruh karyawan namun juga kepada para office boy, driver, security, para petinggi kantor hingga owner.

Apa itu swab antigen ?

Pada pernyataan keilmuan yang dirilis pada april 2020, WHO menyebutkan swab antigen adalah Tes diagnostik cepat covid-19 yang dilakukan untuk mendeteksi  keberadaan antigen virus covid-19 pada sample yang berasal dari saluran pernapasan.

Ketika itu pelaksanaan swab antigen belum ramai seperti sekarang, orang-orang masih lebih banyak yang melakukan rapid test antibodi saja dan pemerintah pun belum mewajibkan untuk digunakan ketika harus melakukan perjalanan. 

Salah satu alasannya adalah karena pada saat itu harganya yang cukup mahal dibanding dengan rapid test antibodi dan belum ada standarisasi juga untuk harganya.

Awalnya saya merasa sangat takut untuk ikutan swab antigen, bukan hanya takut karena prosesnya tapi saya juga sangat takut pada hasilnya setelah proses itu, hanya dalam waktu 15 menit sampai dengan satu jam dapat diketahui bila kita positif covid-19.

Masih belum hilang dari ingatan ketika giliran saya untuk melakukan rapid test antigen, saya berkonsultasi kepada petugas kesehatan dengan menanyakan bagaimana posisi yang nyaman agar prosesnya pun tidak membuat terasa sakit.

Petugas kesehatan pun membantu saya dengan memposisikan duduk saya dengan badan tegak namun tetap rilex dan santai, kemudian ia mengatur dongakan kepala saya hingga menyentuh tangannya untuk menahan posisi kepala agar tepat tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. 

Kemudian petugas kesehatan pun mengambil lendir dari bagian hidung sebelah kanan (atau bisa juga dari tenggorokan) untuk mengambil lendiri ini di kenal dengan istilah swab yaitu dengan memasukkan sebuah alat yang kalau menurut saya mirip sekali dengan sikat pembersih dot atau sedotan stailess, berukuran tipis namun panjang dan disekelilingnya terdapat sikat halus.

Prosedur swab antigen hanya sesaat saja, setelah alat dimasukkan, lalu di putar dengan gerakan perlahan tapi rasanya benar-benar tidak nyaman dan agak sedikit sakit hingga saya menggeluarkan air mata, jadi kalau melihat di tv banyak orang seperti itu yah memang begitu kondisinya bukan dibuat-buat.

Setelah selesai alat swab tersebut akan dimasukkan ke dalam sebuah kantong khusus yang kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Rasa sakitnya tidak berlangsung lama, seharian setelah swab antigen justru rasanya hidung saya ketika bernafas lega sekali, saya sampai berfikir apa karena upil saya tersangkut semua di alat tersebut sehinga hidung pun bersih dari upil, hihihi.

Di hari ketiga saya baru mengetahui hasil swab antigen saya dan alhamdullilah hasilnya negatif.

Kenapa lama sekali ? karena setelah melakukan swab antigen kita tidak diperbolehkan menunggu hasilnya agar dikantor tidak jadi kerumunan dan kebetulan saat itu saya baru ada jadwal work from office (wfo).

Namun untuk mereka yang hasil swab antigennya positif sudah di infokan di hari yang sama untuk kemudian di tindak lanjuti dengan melakukan test pcr.

Walaupun sudah ada pengalaman melakukan swab antigen ini tetap saja rasanya bila harus melakukan lagi saya tidak terlalu ingin, makanya benar-benar mengikuti protokol kesehatan : rajin mencuci tangan dengan air bersih dan sabun atau dengan handsanitaizer, menjaga jarak dengan orang lain dan tentu saja memakai masker.

Namun untuk teman-teman yang mungkin memang akan ada rencana pergi di akhir tahun 2020 ini untuk berbagai keperluan dan harus melakukan swab antigen, jangan terlalu takut karena prosesnya singkat dan rasa sakitnya memang hanya saat itu saja.

oiya untuk biaya saya kurang tahu yah karena biaya tersebut ditanggung oleh kantor dan untuk petugas kesehatan didatangkan dari salah satu klinik yang letaknya tidak jauh dari kantor.

Teman-teman ada yang sudah pernah melakukan swab antigen juga kah ? cerita dong di kolom komentar rasanya apakah sama dengan saya ?  

Semoga tulisan ini memberi manfaat.

Komentar

  1. Belum pernah tes mbak tp dengar cerita ibu dan adik yg harus swab Krn kontak dgn pasien positif saja sudah bikin merinding membayangkan ketidaknyamanan prosesnya.

    Semoga kita semua dlm lindungan-Nya dan diberi kesehatan serta pandemi cepat berlalu. Aamiin YRA

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga ibu dan adiknya tidak terpapar covid19 yah mba, sedih sekali kalo barengan dua anggota keluarga yang positif

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik, semua komentar akan di moderasi terlebih dahulu oleh penulis.

Formulir Kontak