Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Daycare 101 : Toilet Training Problems

pinterest

Bulan ke tiga, oktober 2017.

Akhirnya, di usia 3 tahun 4 bulan Zaidan berhasil say goodbye sama pampers. Bunda-nya bahagia sekali sementara ayah bahagianya agak sedikit berkurang, karena harus menepati janji membelikan sepeda untuk zaidan yang telah sukses dengan toilet trainingnya. hahaha ! nggak deh, sama bahagianya ayahnya dengan saya.

Ketika saya memutuskan untuk menitipkan zaidan di daycare, toilet training ini yang menjadi salah satu pertimbangan saya. Pemilik daycare meyakinkan saya kalau mereka akan membantu zaidan untuk toilet training sampai berhasil. Jadi setelah sebulan zaidan penyesuaian dengan lingkungan daycare, langsung mulailah toilet trainingnya.

Sebenarnya zaidan sudah mulai toilet training di usia 18 bulan, karena saya baca-baca buku parenting, di usia tersebut anak-anak seharusnya sudah bisa pee dan pup di toilet sehingga tidak perlu menggunakan  pampers lagi.

Namun toilet training ini hanya terjadi di akhir pekan bersama saya, kalau hari senin sampai jumat zaidan bersama pengasuhnya (sebelum di daycare), ia tetap memakai pampers. Saya pikir inilah yang meyebabkan kegagalan toilet training pertamanya. Saya bukan hanya tidak serius mengajarkan, tapi nggak konsisten juga dan karena toilet training cuma terjadi 2 hari selama 1 minggu, jadinya seperti cuma untuk coba-coba, akhirnya saya pun jadi malas dan nggak mau ribet lagi buat ngajarin zaidan yang akhirnya lupa juga seharusnya dia itu pee & pup dimana. 

Selama zaidan toilet training ini banyak banget kejadian yang menguji kesabaran saya sama ayahnya selain juga sekaligus membuat kami jadi lebih kompak. Dari toilet training ini ada banyak cerita lucu-lucu yang miris-miris juga sih. Disini saya akan ceritain dengan beberapa tahapan, soalnya sudah mulai lupa-lupa. hehehe.

Tahapan pertama
Awal mula zaidan toilet training, saya masih pakaikan pampers, tapi setiap satu jam saya ajakin ke toilet. Anaknya sudah pasti nolak, karena lagi asiek mainlah, lagi asiek nontonlah, pokoknya dia nggak mau menghentikan aktivitasnya tapi tiba-tiba di ajakin ke toilet sama bundanya.

Disini saya maksain zaidan dan diri saya sendiri, kalau zaidan nggak mau, saya gendong ke toilet, udah pasti zaidan akan meronta-ronta dan teriak, tapi saya kuat-kuatin dan sabar-sabarin diri sendiri untuk nggak marah atau kesel ke zaidan. Saya alihkan perhatiannya dengan mengajaknya nyanyi-nyanyi dan tanya-tanya dia apa saja.

Akhirnya... walau kesal zaidan tetap mau buka celana dan masuk ke toilet untuk pipis, begitu terus selama siang hari, saya lupa sekali saja untuk mengajak zaidan  ketoilet pasti dia akan ngompol di celana. Zaidan bukan hanya masih belum bisa menahan pipis, tapi belum bisa memberitahu saya kalau ada keinginan untuk pipis.

Untuk membiasakan zaidan toilet training saya punya kalimat-kalimat ajaib yang terus saya ulang-ulang, berharap dia akan mengerti dan terus ingat, jadi seperti melakukan brainstorming.

"bunda zaidan mau pipis"
"bunda zaidan mau ee"
"zaidan sudah nggak bayi, sudah anak kecil, 
kalau anak kecil nggak pipis dan ee di pampers"

Hal tersebut juga saya komunikasikan ke miss-nya zaidan di daycare, agar zaidan bisa lanjut toilet training di daycare eh yang terjadi malah miss-nya yang di daycare kalau setelah mandi sore dan zaidan akan pulang sudah tidak di pakaikan pampers. heuheu, lebih pede miss-nya daripada bundanya membuat zaidan agar cepat sukses toilet training. Jadi saya hanya pakaikan zaidan pampers kalau mau tidur di malam hari.

Tahapan kedua
Setelah saya yakin dia mulai mengerti untuk kebiasaan pee dan pup di toilet, yang saya ketahui dari sudah adanya kemauan dari zaidan untuk memberitahukan saya bila ia ingin pipis, tepat seperti yang saya ajarkan, barulah saya menghentikan penggunaan pampers kepada zaidan.

Saya mulai membeli banyak celana dalam alias kolor dan juga boxer anak dengan gambar-gambar karakter kartun favoritnya seperti thomas, tayo the bus, robocar poli, batman, dll, dsb sebagai pengganti pampers. Agar zaidan lebih memilih memakai celana dalam daripada pampers.

Untuk kepraktisan dan memudahkan juga kalau sedang dirumah, zaidan hanya menggunakan tshirt dan boxer saja. Jadi begitu dia bilang : "bunda, zaidan mau pipis" kita berdua akan segera lari ke toilet, sampai di depan pintu toilet saya bisa buru-buru menurunkan celana boxernya lalu menongkrongkan zaidan di toilet (dirumah kita nggak pakai toilet duduk).

Siang hari tanpa pampers pun berhasil setelah hampir 2 minggu, berkat bantuan missnya zaidan dari daycare juga, yang selalu mengingatkan saya dan ayahnya untuk tidak memakaikan zaidan pampers disiang hari di akhir pekan ketika zaidan libur daycare agar sama dengan keseharian zaidan di daycare.

Tahapan ketiga
Untuk malam hari saya meniru toilet training dari saudara saya yang sudah berhasil terlebih dahulu dengan anaknya. Caranya adalah sebelum bobo harus pipis dahulu, lalu tengah malam atau dini hari bangunkan anak dengan paksa sebanyak satu kali untuk pipis dan ketika bangun tidur harus buru-buru ajak anak ke toilet untuk pipis lagi.

Namun dalam kasus zaidan, ia bobo sudah larut malam, sekitar jam 11 malam, jadinya kalau malam itu saya sama zaidan bisa bolak balik toilet 4 sampai 5 kali sebelum dia bobo tergantung sedikit banyaknya dia minum atau nyusu sebelum bobo, karena zaidan juga belum bisa memberitahu saya bila ingin pipis, jadi harus saya yang ngajakin ke toilet. Disini saya nggak ada bangunin paksa tengah malam untuk pipis ke zaidan, pokoknya setelah dia minum atau nyusu, 10 menit kemudian saya bawa ke toilet, setelahnya dia akan lelap sampai pagi tanpa mengompol.

Setelah dia sudah bisa memberitahu saya keinginan untuk pipisnya masih ada bolak balik toilet 1 atau 2 kali, tapi sekarang saat dini hari kalau dia kebelet pipis dia bisa bangunin saya untuk ngajakin ke toilet, jadi bukan saya yang ngajakin. Jadi yang saya tiru dari tips saudara saya hanya ketika pagi hari begitu zaidan tidurnya menjadi gelisah langsung saya gendong bawa ke toilet untuk pipis.

Di tahap ini saya juga membiasakan zaidan untuk tidak minum susu setelah dia menyikat gigi jam 9 malam, setelahnya bila ia minta susu saya memberinya air putih. Sejauh ini sih yang saya lakukan itu berhasil, ia tidak mengompol di malam hari. Toilet training malam hari ini lebih cepat berhasilnya daripada yang siang hari, tapi nggak mudah juga karena saya harus ngelawan kantuk yang sudah tak tertahankan karena saya selalu tidur awal dan nggak kuat bergadang.

Tahapan keempat
Tahap berikutnya dari toilet training adalah, begitu zaidan mengerti untuk pipis di toilet, ternyata nggak berbarengan dengan dia mengerti pup juga harus di toilet. Zaidan ini kebiasaanya kalau pup adalah akan diam atau bersembunyi di belakang gorden atau menghindari keramaian, jadi misalkan kita semua kumpul di ruang tengah, maka begitu dia merasakan ingin pup dia akan masuk ke kamar, dan begitu kita kumpulnya di dalam kamar dia akan ke ruang makan berdiri di samping meja sambil mengedan. Kebaca sih kebiasaannya ini, dan bikin saya sama suami geli sendiri kalau melihat ekspresi mukanya saat dia lagi mules karena ingin pup.

Untuk pup ini yang sering terjadi malah anaknya sudah pup baru bilang, jadi pupnya di celana (huff). Padahal bundanya malas banget kan harus nyuci celana dalam yang ada pupnya, plus baunya ituloh harummm banget. hihihi.

Belakangan saya baru sadar, kenapa zaidan seperti itu ketika pup. Zaidan seperti trauma kalau pup di toilet, karena di toilet training pertama ketika dia pup di toilet dalam keadaan nongkrong dia kaget pas pupnya keluar... Terus dia nanya ke saya "apa tuh bunda ? 
HAHAHAHA.. 

Jadi ingat cerita-cerita lucu tentang pup lainnya, ketika pup ini zaidan harus saya temani nongkrong di toilet jadi kami ngobrol atau nyanyi-nyanyi, tapi yang ada biasanya malah bikin zaidan nggak konsentrasi akhirnya mules perutnya hilang timbul kan bikin pegel karena kita kelamaan nongkrong. Belum lagi saya harus terus usaha menyakinkan zaidan supaya tetap jadi pup di toilet.

Biasanya zaidan akan merengek 
"bunda udah" 

Terus saya usaha 
"Itu udah mau keluar ee-nya..."
"Ayo zaidan bisa.. Eeee" (ngajarin ngeden)

zaidan geleng-geleng kepala, udah gak pengen pup
"Gak bisa"

Saya masih usaha 
"Eh itu udah mo keluar dikit lagi... Dikit lagi"

"Mana bunda manaa.." 
Ngelihat ke bawah tapi nggak ada 

HAHAHAHA

Adalagi suatu kali zaidan dan ayahnya pulang dari masjid, ayahnya nahan kesel karena zaidan pup saat di masjid. Ya Allah, saya speechless.

Cerita pipis juga ada yang saya ingat banget, pernah ketika saya dan zaidan pergi ke toko pakaian anak,  zaidan  kebelet pipis dan di tokonya itu tidak ada toilet, zaidan tidak mau disuruh pipis di depan toko, ternyata dia malu dan nahan pipis yang berakhir dengan  ngompol di tokonya. 

... atau cerita lainnya adalah ketika saya sedang shalat, dia bilang ke saya dia ingin pipis tapi karena saya sedang shalat saya diam saja tidak mengikutinya ke toilet, akhirnya ia menangis jadi saya batalkan sholat saya dan segera mengajaknya ke toilet.

Sampai hari ini sih untuk poo poo masih belum terlalu berhasil, mungkin kalau di kasih skala keberhasilan baru 90%. Saya sama suami masih harus sabar sama yang satu ini, Zaidan juga harus terus di ingetin dan ajarin terus-terusan dan pelan-pelan.

Sementara untuk pee pee sudah berhasil 100%, nggak usah lagi di ajakin ke toilet untuk pipis, dengan sendirinya ngajakin bunda buat nemenin ke toilet. Dia akan lari-lari dengan senangnya ke toilet, padahal bundanya masih was-was kalau dia udah nggak bisa nahan tapi yang terjadi malah kadang jadi ngerjain bundanya.. Sudah gitu karena dia sudah bisa pipis sendiri dia suka nutup pintu toiletnya, "bunda tunggu sini" perintahnya sambil cengir-cengir.

Untuk toilet training ini saya nggak pakai alat bantu seperti potty, pernah sih terpikir untuk beli, tapi pas lihat harganya. Duh mahal ! dan kayanya malas gitu saya kalau harus buang pee dan poo yang di tampung itu, apalagi akan berulang kan kegiatan tersebut. Toilet seat juga nggak, karena kita nggak pakai toilet duduk. Training pants, saya nggak kepikiran buat beli. Yang saya beli hanya sprei waterproof dan ini lebih penting kalau menurut saya, agar tidak merusak kasur ataupun bikin bau pesing, tapi ternyata zaidan nggak pernah ngompol di tempat tidur.

Oiya ketika mengajarkan zaidan untuk pee dan poo di toilet, saya juga mengajarkan kebiasaan lain di toilet, seperti membuka celana dan memakainya kembali setelah pee & poo, lalu kita harus bersih-bersih pantat, menguyur bekasnya terus cuci tangan juga dengan sabun, hingga berjalan pelan-pelan saat di toilet, tidak boleh loncat-loncat agar tidak tergelincir atau jatuh di toilet.

Mudah-mudahan cerita toilet training zaidan bisa membantu yang baru mau mulai atau sedang mengajarkan toilet training anaknya yah. Terutama untuk bunda dan ayah yang sama-sama kerja. Pesan saya tetap semangat, jangan malas dan sabarrrr yang banyakkk.




loph,
Maya Rumi

Komentar

  1. hahaha.. lucu ya cerita pupi sama pipis dicelananya.. haha..
    sebentar lg saya juga ngerasain begini nih.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. semangat mbak thya,, semoga gak pake drama yah toilet trainingnya.. hihihi terimakasih sudah mampir

      Hapus
  2. Hehehehe jadi ingat si Machin waktu toilet training. Lucu banget. Sekarang giliran adiknya. :D

    BalasHapus
  3. wah mbak nisa sudah ada pengalaman nih,, yg kedua sepertinya akan lebih lancar..

    BalasHapus
  4. Thanks for sharing, Mba. AKu butuh sharing ttg TT kaya begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih juga mami ubi sudah mampir di blog aq,, smg manfaat buat TT aiden

      Hapus
  5. Pas anak say goodbye ama pampers itu rasanya legaaaaa banget ya mbak. Lumayan juga soalnya budget untuk pampers hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget mbak, budget pampers bisa terganti untuk yang lain.. makasih mbak dian sudah mampir

      Hapus
  6. Walaupun bayi ku baru 14 bulan, tapi aku juga harus tau tentang toilet tranning ini. Bookmark mba,, hehehe

    BalasHapus
  7. semoga bisa membantu ketika waktunya tiba untuk TT yah mbak asti

    BalasHapus
  8. Go Zaidan Go! Raya sebenernya dah sakses TT cumaaan, pas tidur malem harus dibangunin & digendong buat ke toilet, nah sekarang gegara lagi hamil, aku ngga kuat gendong & ntah kenapa raya ngga mau kl pipisnya diurusin abah mlm2.. #lelah jadi sekarang biar semua bisa tidur tenang tiap malem pake popok sekali pake sampe mamih sanggup gendong raya lagi hihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebelum bobo raya di ajakin pipis aja mbak sandra, aq kaya gitu ke zaidan, jadi malamnya dia nggak ngompol..

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan ini dan meninggalkan jejak komentar yang baik, semua komentar akan di moderasi terlebih dahulu oleh penulis.

Formulir Kontak