Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Pengalaman Laparoskopi Usus Buntu

 Bersyukur sekali saya termasuk orang yang jarang sekali sakit, sakit berat yah maksudnya. Batuk, pilek atau demam sesekali saja dalam setahun dan masih dapat sembuh tanpa harus berobat ke Dokter. Ternyata tahun ini harus masuk rumah sakit cukup lama karena penyakit yang cukup berat.

Lucunya saya sempat mengecek aplikasi asuransi kesehatan yang diberikan kantor dan melihat masih belum ada yang terpakai untuk rawat jalan apalagi rawat inap tahun ini, padahal sekitar dua bulan lagi akan di top up kembali.

Seperti ada sedikit rasa sesal karena asuransi bayar tiap bulan tapi nggak akan terpakai sama sekali dan berarti uangnya pun tidak akan bisa kita ambil juga, makanya saya kepikiran kenapa nggak bisa yah di reimbursment untuk pembelian vitamin atau suplemen kesehatan.

Sakit Perut Teramat Sangat

Pagi itu (13/10) hari senin yang seperti biasa, setelah selesai urusan dengan sarapan anak-anak saya pun segera berangkat kantor, sejak dua minggu lalu saya berangkat lebih pagi karena memungkinkan dan karena ada jalan yang mengarah kekantor tepatnya di Jalan Arjuna Utara sedang ada perbaikan jalan, kondisi ini sebenarnya mengurangi macet karena kendaraan roda empat ditutup aksesnya untuk melalui jalan tersebut.

Namun justru itu yang membuat saya lebih semangat datang pagi kekantor karena bisa lebih cepat dan berarti tidak bertemu macet, yang berarti tidak perlu keringetan selama membawa motor dan mengurangi bau-bau asap atau polusi selama perjalanan dari rumah ke kantor.

Tiba dikantor masih sepi dan lagi-lagi saya lupa membawa sarapan yang sudah saya siapkan dirumah, sungguh mom brain itu benar-benar mengganggu. Akhirnya saya meminta mas helper dikantor untuk membelikan dimsum dan menikmati sarapan di sela-sela menyelesaikan beberapa kerjaan kecil.

Setelah selesai sarapan pak bos mengajak untuk briefing singkat tiba-tiba perut saya yang sejak berangkat kantor sudah terasa sakit, makin bertambah sakitnya, sakit yang sulit untuk di deskripsikan, benar-benar sakit dan ini rasanya pertama kali saya merasakan sakit di perut luar biasa sekali, saya menahannya hingga hampir waktu makan siang dan akhirnya memutuskan untuk izin pulang dan berharap sakit ini akan teratasi dengan istirahat dirumah.

Ternyata sakitnya lebih dari yang saya bayangkan, sampai dirumah saya hanya terbaring lemah hingga malam paksu pulang kerja. Kami pun akhirnya memutuskan untuk ke rumah sakit dan setelah pengecekan darah hasilnya leukosit yang seharusnya hanya diangka 3 - 11 ribu tertulis di hasil lab saya 26 ribu, informasi awal dokter adalah peradangan pada usus yang menyebabkan sakit perut saya selama seharian itu.

Proses Diagnosis Yang Lama Sekali

Hasil lab keluar di sekitar jam 2 pagi (14/10) karena itu akhirnya saya dirujuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, dan karena masih belum tahu pasti penyakit saya apa, sementara saya ditempatkan ke kamar isolasi yang ada dilantai 3 rumah sakit, ruangannya kecil dan hanya ada 1 tempat tidur, namun justru untuk saya ini terasa nyaman dan dapat beristirahat dengan lebih maksimal karena tidak ada pasien lainnya.

Kemudian karena di pagi hari sekitar jam 10 secara tiba-tiba saya menggigil luar biasa akhirnya dokter juga meminta saya untuk mengecek darah untuk test malaria, karena sebulan lalu ada riwayat saya pergi keluar kota Jakarta dan berkeliling ke wilayah seperti Pekanbaru, Jambi, Batam serta Bengkulu, alhamdullilah ternyata hasilnya negative.

Hari-hari berikutnya diisi dengan saya bolak balik melakukan pengecekan, ada beberapa diagnosa awal dari dokter terkait dengan sakit pada perut yang saya keluhkan, utamanya adalah peradangan perut, asam lambung dan usus buntu namun ketika dilakukan pengecekan usg kondisi dalam perut tidak ada yang menunjukkan kekhawatiran.

Sakitnya masih tak kunjung hilang juga, terlebih dibagian perut kanan bawah, rasa sakit pada perut ini sedikit membuat ambigu karena disaat yang bersamaan saya tengah memasuki masa mens juga, akhirnya Dokter pun menyarankan saya untuk melakukan ct scan dan baru dapat terlihatlah kondisi usus yang sudah cukup parah sehingga akhirnya dilakukan tindakan laparoskopi usus buntu pada hari jumat sore (17/10).

Tentang Laparoskopi Usus Buntu

Upaya penyembuhan usus buntu dengan laparoskopi ini baru pertama kali saya dengar dan ketahui, melalui penjelasan dokter bedah dan juga hasil bertanya dengan chat gpt, akhirnya saya lebih memahami terutama untuk risiko dan waktu peyembuhannya dan saya pun menyetujui tindakan tersebut dilakukan segera.

Selama ini yang saya tahu bila kita mengalami usus buntu akan ada tindakan bedah pada bagian perut, hampir mirip dengan cara kerja ketika operasi sesar karena akan ada satu sayatan besar diperut untuk Dokter dapat melihat dan bekerja langsung pada organ dan hal tersebut di istilahkan dengan laparotomi. 

 Ternyata saat ini untuk usus buntu sudah dapat dilakukan tindakan hanya berupa sayatan kecil sekitar 0.5 cm-1.5 cm di perut lalu menggunakan laparoskop (tabung kecil dengan kamera dan cahaya) yang dimasukkan melalui sayatan kecil tersebut sehingga kemudian bagi pasien nyeri yang dirasakan lebih ringan, pemulihan lebih cepat dan bekas luka lebih kecil bahkan mungkin hampir tidak terlihat dan hal tersebut istilahnya adalah laparoskopi.

Dengan adanya tiga keuntungan dari tindakan laparoskopi usus buntu bagi pasien yaitu, ukuran sayatan, waktu pemulihan pada pasien lebih cepat dan waktu rawat inap pun lebih singkat hingga risiko infeksi pun lebih kecil.

Namun tetap saja yah ternyata pasca operasi usus buntu rasa sakitnya menurut saya dengan histori sebelumnya pernah menjalani operasi sesar sebanyak 3x ini lebih sakit loh, sepengetahuan bodoh saya, hal tersebut karena dengan melakukan operasi usus buntu kita kan kehilangan salah satu organ tubuh sementara melahirkan itu kita tidak kehilangan apapun.

Bukan sakit sih lebih tepatnya yang saya dapati pasca operasi usus buntu, namun lebih ke rasa tidak nyaman di perut sebelah kanan bawah, tepat dimana bagian sayatan usus buntuk dikeluarkan dan dibagian pusar tempat dimana alat laparoskop masuk dan keluar.

Seperti halnya perawatan pasca sesar yang harus dilakukan pun sama, dihari pertama setelah operasi sudah harus bisa duduk, hari kedua sudah harus bisa berdiri lalu hari ketiga sudah bisa berjalan setidaknya dari tempat tidur ke toilet tanpa bantuan orang lain.

Alhamdullilah saya dapat melakukan hal tersebut selama perawatan 4 hari di rumah sakit, selain diharapkan kemampuan pasien yang harusnya secara bertahap dapat berubah pasca operasi. Untuk konsumsi makanan dan minuman juga saya terima secara bertahap, pasca operasi selama dua hari saya tidak mendapatkan makanan dan minuman yang saya terima hanya dari inpus saja dan makanan dari inpus itu rasanya sakit sekali di tangan yang di infus karena infusnya kental sehingga memang lebih lambat masuk ke dalam tubuh, saya sampai ganti 4 kali tempat infus.

Hari ketiga saya sudah mulai bisa mengkonsumsi makanan dan melepas infus makanan, dimulai dengan bubur sumsum dengan porsi kecil yang menurut saya tidak kecil karena walau ditaruh di mangkuk kecil tapi porsinya cukup banyak dan diberikan sebanyak 4 kali, hari selanjutnya saya diberikan bubur dan malam esok hari ketika sudah pulang di hari kedua saya mencoba makan nasi karena bosan sekali dengan bubur.

Selama tiga minggu setelah operasi usus buntu, selama itu pula saya diantar jemput oleh paksu untuk kekantor, rasanya masih sulit sekali untuk membawa kendaraan sendiri untuk pergi dan pulang rumah-kantor-rumah. Terutama karena banyak sekali kondisi jalan di Tangerang dan Jakarta yang tidak mulus alias banyak lubang dan lainnya yang membuat perut sakit dan terasa tidak nyaman.

Alhamdullilah setelah melakukan pengecekan kembali pasca operasi dengan dokter bedah, kondisi perut saya terus membaik hingga hari ini setelah lebih dari sebulan, bahkan saya sudah pergi jalan-jalan ke Korea Selatan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Review Laparoskopi Di RS. Siloam Kb Jeruk

Secara keseluruhan sebenarnya penilaian saya terhadap RS Siloam Kb Jeruk baik, mulai dari pelayan di IGD, para Suster dan Dokter yang membantu sebelum dan sesudah operasi, apalagi saya lebih banyak waktu sendirian selama di rumah sakit karena terkondisi anak-anak yang tidak bisa ditinggalkan dirumah. 

Sehingga saya memang merasa terbantu sekali terutama dengan para suster yang aktif, cepat respon dan mudah diminta tolong, semuanya juga bersikap baik mulai dari ruang isolasi hingga di kamar perawatan pasca tindakan. Nilai plus juga dengan kerajinan mereka selalu ontime melakukan pengecekan secara berkala sesuai dengan sop mereka.

Yang sedikit kurang sreg disaya adalah waktu observasi yang menurut saya terlalu lama, bahkan diawal ketika di igd saya sudah ditawarkan untuk melakukan ct scan namun saya tolak karena terkendala dengan biaya yang mahal dan tidak cukup tercover sebagai biaya rawat jalan oleh asuransi saya, namun begitu saya memasuki rawat inap, justru Dokter Penyakit dalam yang menangani mengarahkan saya untuk usg terlebih dahulu baru kemudian meminta untuk melakukan ct scan padahal kondisi saya sudah sangat kesakitan dan sakitnya tak kunjung reda.

Seharusnya menurut saya, dengan kondisi dari kedatangan saya di senin malam dan hari jumat malam baru dilakukan tindakan bisa lebih cepat lagi, bila observasi dokternya lebih mendalam dan mengetahui detail riwayat kedatangan saya sebelumnya diruang igd. Sehingga seharusnya masa observasi lebih singkat dari masa perawatan pasca operasi usus buntu.

Bersyukur pasca operasi tidak ada komplikasi, semua berjalan dengan baik hingga hari ini, memang masih ada nyeri beberapa waktu lalu pada bagian bekas operasi namun hilang dengan sendirinya setelah 2-3 hari dan kondisi saya sekarang juga baik, kecuali perasa pedas yang sudah menurun levelnya, saya tidak tahu apa ini hanya sugensi saya saja tapi sejak operasi usus buntu saya tidak terlalu lagi suka dengan rasa pedas sambal yang teramat sangat.

Semoga pengalaman laparoskopi usus buntu ini bisa membantu untuk teman-teman yang membutuhkan informasinya yah, bila ada yang juga sudah melakukan tindakan yang sama, sharing ceritnya yuk di kolom komentar.

Komentar

Formulir Kontak