Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Zeanissa



Hari ini tanggal 29 maret dimana 7 bulan lalu saya melahirkan anak kedua saya, Rasanya masih nggak percaya saya kembali melahirkan. Jarak kelahiran dengan anak yang pertama lebih dari 5 tahun, padahal rencananya sih mau ambil jarak lahiran 4 tahun namun ALLAH SWT punya rencana yang lebih baik.

Jangan bertanya-tanya dalam hati yah, kok sudah 7 bulan aja tapi baru sempat mau di ceritakan, karena sesungguhnya punya anak dua dan tetap menjalani peran sebagai ibu bekerja sunggu menguras waktu. Benar-benar bukan hanya tidak lagi punya waktu untuk diri sendiri tapi untuk memposting cerita-cerita terbaru saja ku tak mampu. Untuk yang juga menjalani peran seperti saya, kiranya maulah berbagi tips dan triks biar kerja tetap terkendali, anak dan suami pun terawat dan blog ini nggak berdebu.

Jadi ini ceritanya...

Hari perkiraan lahir (hpl) anak kedua saya jatuh pada tanggal 30 agustus 2019. Namun itu hanya perkiraan lahir yah yang sudah berpengalaman melahirkan pasti sudah tahu bila waktu melahirkan tersebut bisa maju atau mundur 2 minggu dari waktu yang seharusnya, jadi sesuai saran dokter saya pun mulai cuti kerja tanggal 19 Agustus 2019 atau di 37 minggu masa kehamilan.

Alih-alih menghilangkan antara rasa cemas dan euphoria yang berlebih dalam menunggu kelahiran, di masa cuti kerja saya memanfaatkan untuk lebih mempersiapkan diri menyambut kelahiran dede bayi.

Awalnya untuk kehamilan kedua ini saya berencana untuk melahirkan secara normal setelah sebelumnya pada kelahiran anak pertama saya melahirkan secara c-section atau di istilahkan dengan Vaginal Birth After C-section (VBAC)

Hal-hal yang saya mulai persiapkan pada minggu ke 37 ini mengikuti saran dari dokter kandungan agar memudahkan proses persalinan yaitu sebagai berikut :
1. Power Walk selama setengah jam setiap pagi
2. Gym ball dan yoga selama setengah jam setiap sore
3. Memperbanyak makan buah dan sayur
4. Makan kurma 7 butir sehari
5. Mengikuti kelas senam hamil di rumah sakit, seminggu sekali sudah saya mulai dari usia kehamilan memasuki semester kedua

Pada minggu ke 39, tepatnya di tanggal 28 Agustus 2019 hari kamis malam sekitar jam 11, saat tengah tertidur tiba-tiba banyak cairan keluar seperti pipis tapi tidak bisa saya tahan, saya sudah yakin ini pasti air ketuban yang rembes, saya tetap berusaha tenang, karena rembes air ketuban ini tanpa disertai rasa sakit di perut. Jadi saya masih sempat mengganti pakaian dan celana dalam serta memakai pembalut menjaga agar diperjalanan menuju rumah sakit menjadi lebih nyaman.

Setelah tiba di rumah sakit dibantu oleh ibu saya segera memasuki ruang melahirkan, sementara pak suami memarkirkan kendaraan kami. Ternyata walau air ketuban sudah rembes namun setelah dilakukan pengecekan oleh perawat belum ada pembukaan sama sekali. Karenanya saya masih berkeras untuk dapat melakukan persalinan secara normal dan dokter pun masih mengizinkan namun hanya memberikan waktu selama 6 jam.

Namun bila setelah waktu tersebut tetap tidak ada perubahan juga maka tindakan c-section yang akan segera dilakukan karena dengan riwayat di kelahiran pertama adalah c-section sehingga di kelahiran kedua ini bila ingin tetap melakukan persalinan secara normal, dokter tidak dapat memberikan induksi untuk mempercepat proses melahirkan karena dapat berisiko pada robeknya rahim.

Selama menunggu saya merasakan sakit perut tapi tidak intens sementara air ketuban terus mengalir tanpa henti karena opsi kedua melahirkan adalah operasi sesar sehingga saya pun dipersiapkan untuk hal tersebut, dipasangkan kateter dan dianjurkan berpuasa setelah sebelumnya diberikan makanan. 

Dengan segala usaha-usaha tersebut namun ternyata yang kuasa berkehendak berbeda. Akhirnya pada kamis pagi di jam 7.30 lahirlah anak kedua saya, seorang perempuan, yang kami beri nama : Asiya Zeanissa Dayita dengan berat badan 3 kg dan panjang 49 cm.





Pada proses persalinan c-section kedua kalinya ini saya lebih santai menghadapinya bahkan tidak merasa takut ketika memasuki ruang operasi seorang diri tanpa ditemani suami, saya sepertinya sudah ikhlas dan lebih memilih banyak istighfar dan berdoa memohon agar anak saya dapat terlahir dalam kondisi sehat dan sempurna fisiknya.

Proses persiapan hingga persalinan hanya berlangsung setengah jam, begitu masuk kamar operasi dokter anastesi segera melakukan tugasnya menyuntik tulang belakang untuk menghilangkan rasa sakit pada bagian perut dan seperti melumpuhkan sementara pada pinggang hingga kebawah kaki.

Setelah dokter memberi tes pada perut saya dan saya tak dapat merasakannya, segera dokter melakukan pembedahan pada perut dibantu oleh dokter anak dan beberapa perawat. Kondisi saya saat melahirkan masih sadar hingga saya mendengar tangisan keras anak saya lalu seorang perawat mengendong anak saya dan membiarkan saya menciumnya  berlama-lama.

Sesaat saja hal itu terjadi, setelahnya badan saya menggigil kedinginan dan saya pun merasakan katuk yang sangat hebat dan setengah tak sadarkan diri selagi badan saya dibersihkan. Dinginnya di badan yang saya rasakan terus terasa hingga di ruang pemulihan pasca operasi, lalu seorang perawat memakaikan saya selimut elektrik dengan penghangat, sekitar sejam lamanya barulah suhu tubuh saya normal kembali.

Saya membutuhkan waktu 3 hari untuk masa pemulihan setelah melahirkan sesar ini, buat saya sih ini sudah lama banget, karena saya memang tidak betah sekali di rumah sakit, namun biasanya aturan rumah sakit untuk pasien melahirkan secara sesar memang selama 3 hari itu baru diperbolehkan untuk pulang.

Saran saya untuk teman-teman yang akan menjalani operasi sesar, jadi di hari pertama setelah melahirkan jangan malas-malasan di tempat tidur yah, memang sakit sih tapi harus tetap bergerak yaitu dengan menggerakan tubuh miring ke kanan dan ke kiri, di hari kedua usahakan sudah bisa bangun dan duduk di tempat tidur sehingga di hari ketiga sudah bisa jalan dan lepas kateter.

Singkat cerita sekarang saya tengah menikmati masa pertumbuhan dan perkembangan Zeanissa yang sudah mulai makan sebulan lalu, bersamaan dengan itu ia tengah belajar merangkak dan duduk. Hal yang paling saya syukuri dari semuanya adalah nikmat bisa memberikan asi hingga hari ini untuk Zeanissa. Jadi di postingan berikutnya saya akan cerita suka dan dukanya saya mengasihi.

See you...








loph,
Maya Rumi

Komentar

Formulir Kontak