Maya Rumi

"todays little moments become tommorows precious memories"

Pengalaman Berkunjung Ke Museum Nasional Indonesia


Museum Nasional Indonesia buka kembali pada 15 Oktober 2024 setelah ditutup selama lebih dari setahun akibat kebakaran hebat. Setelah mengetahui kabar tersebut, sepertinya bukan hanya saya sebagai orang tua dengan anak-anak yang mempunyai wishlist untuk berkunjung kesana.

Apalagi setelah selesainya masa revitalisasi tersebut, Museum Nasional Indonesia menambah sejumlah fasilitas baru yang bertujuan memperkaya pengalaman para pengunjung, selain itu pengelola Museum Nasional Indonesia juga menghadirkan program-program hiburan edukatif yang rutin diadakan.

Lokasi Museum Nasional Indonesia

Akhirnya pada hari minggu (1/12/2024) yang lalu, saya dan paksu membawa serta ketiga anak kami untuk berkunjung ke Museum Nasional Indonesia, lokasinya yang strategis berada dipusat kota Jakarta, tepatnya di Jalan Medan Merdeka, Museum Nasional Indonesia juga mudah dikenali, dengan patung seekor gajah yang berada di depan pintu masuknya yang menjadi ciri khas. 

Sehingga menjadi daya magnet tersendiri apalagi pengunjung juga diperbolehkan untuk keluar masuk museum berkali-kali cukup dengan menunjukkan tiket kertas serupa gelang.

Sebenarnya untuk pembelian tiket Museum Nasional Indonesia dapat dibeli melalui Online travel agent sebelum kedatangan, namun secara on the spot juga tersedia. Untuk saat ini ada dua loket, pertama di depan pintu masuk diperuntukan untuk para pengunjung yang datang dengan transportasi umum. Loket kedua terdapat di area parkir pengguna kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.

Kami memasuki gedung dari tempat parkir mobil, area parkir cukup luas walaupun belum ada lamp sign untuk parkiran kosong atau terisi dan sign board untuk kapasitas parkir tersedia.

Bila melihat dari depan gedung, sepertinya area Museum Nasional Indonesia tak seberapa luas namun begitu memasukinya barulah kita tahu bila areanya luas, dengan beberapa gedung yang salah satunya ada yang 3 lantai dan disalah satu bagian ditengahnya terdapat tanah lapang. Yang dijadikan taman, sehingga memang cukup melelahkan untuk dijelajahi.

Taman ini disebut dengan Taman Arca, disini tak terlalu banyak yang dipajang, mengikuti saran dari para pengunjung yang menyayangkan banyaknya arca yang berada diluar ruangan hingga memungkinkan lebih cepat rusak karena cuaca panas dan hujan.

Taman Arca pada bagian tengah juga dikonsepkan lebih nyaman bagi pengunjung sehingga rumput disebagian tepat digantikan dengan paving block dan pengunjung dapat melihat Arca lebih dekat sekaligus lebih nyaman.

Bagi ketiga anak saya ini tempat yang seru untuk bermain lari-lari walaupun matahari bersinar terik disiang hari itu.

Saran dan masukan dari pengunjung yang direalisasikan pada renovasi pasca kebakaran lainnya adalah konsep pameran Arca-arca yang sekarang terpajang dan tersusun rapi di sepanjang selasar gedung pada bagian kanan kiri, tidak lagi bertumpuk dan seperti tidak terurus.

Arca-arca lain yang terdapat di Ruang Rotunda serta Ruang Kertarajasa pun ikut ditata kembali, dipajang lebih apik agar pengunjung dapat menikmati kunjungan mereka lebih baik.


Yang Ada Di Museum Nasional Indonesia

Untuk masuk kita akan naik satu atau dua lantai, setelah taping barcode tiket dipintu masuk, dibagian kiri terdapat loker untuk penitipan tas dan toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan, masuk sedikit kedalam kita anak menemui kantin yang menjual aneka minuman dan makanan.

Kami segera menaiki eskalator dan ada pilihan tangga juga. Untuk teman disabiltas saya sarankan di droping terlebih dahulu di depan pintu masuk gedung karena dibagian bawah sini tidak ada akses elevator.



Sementara itu di sebelah kanan paling ujung tersedia ruang anak untuk bermain. Ruang bermain ini pun dibuat hasil dari saran masukan pengunjung.

Tempatnya cukup luas dan permainan yang tersedia untuk anak-anak pun variatif, banyak dan selain alat-alat bermain juga terdapat buku-buku anak.

Senang sekali rasanya saya dapat melihat banyaknya para orang tua yang membersamai anak untuk bermain, bukan hanya salah satu orang tua loh yah, tapi kedua orang tua sibuk dan seru bermain dengan anak-anak.

Demi kenyamanan pengunjung dan menjaga kebersihan ruangan, pengunjung yang masuk dibatasi dan diberikan waktu masuk selain itu juga ruangan dibersikan secara berkala oleh petugas.

Untuk memasuki ruangan ini tanpa berbayar, kita hanya perlu mengisi biodata secara online melalui gform dan akan dibantu oleh petugas penjaga yang berada di depan pintu masuk. 

Sayangnya didepan pintu masuk dimana para pengunjung meninggalkan alas kaki mereka masih belum tertata dengan rapi, sehingga terlihat semrawut sekali di bagian depannya. Sebenarnya tersedia tempat untuk meletakkan sandan atau sepatu pengujung namun tidak cukup banyak dan kurang pengarahan dari petugas.

 Untuk mushola juga terdapat dilantai ini, kondisi mushola nyaman dan terpisah tempat wudhu dan sholatnya antara laki-laki dan perempuan, tersedia kursi lipat, sajadah dan mukena juga.


Memasuki lantai dua, banyak terdapat koleksi tapi yang paling mengalihkan perhatian adalah antrian panjang "Mengenal Paras Indonesia" disini para pengunjung dapat berkesempatan untuk memanfaatkan fitur kamera, pemindai wajah serta kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisa anatomi wajah yang memberikan informasi mengenai asal usul, ras dan suku berdasarkan kecocokan dengan 78 lukisan karya Raden Pirngadie dari tahun 1935 kemudian foto tersebut dapat diunduh dan dicetak dengan biaya 20 ribu rupiah.

Sayangnya anak-anak tidak mau diajak untuk mengantri, bahkan antrian disini seperti tidak berkurang hingga kami pulang di sore hari masih tetap mengular panjang.

Tempat kedua yang cukup menarik perhatian adalah "ruang ImersifA". Merupakan sebuah ruangan yang dikembangkan dengan pemanfaatan dari teknologi imersif untuk menciptakan pengalaman interaktif bagi penonton.

Ruang imersifA adalah instalasi permanen video mapping di gedung A, Museum Nasional dengan ukuran ruangan 12 m x 21 m. Pada setiap sesi pertunjukan disajikan video berdurasi kurang lebih 30 menit di proyeksi dengan sudut 360 derajat termasuk dinding dan lantai.

Sehingga kita yang menjadi penonton dibuat seolah menyaksikan dan merasakan sensasi seperti berada langsung di dalam video. Untuk memasuki ruang imesifA dikenakan biaya sebesar 35 ribu, diluar dari tiket masuk Museum Nasional Indonesia, tapi harga tersebut worth to visit karena salah satunya dapat menambah pengalaman serta pengetahuan mengenai sejarah Indonesia dalam konsep alam, masyarakat serta budaya dari masa ke masa dengan konsep visualisasi yang sangat baik.

Kami menjelajahi Museum Nasional siang itu dengan penuh semangat serta rasa penasaran yang tinggi, walaupun secara keseluruhan museum lebih banyak terisi dengan arca, prasasti atau barang-barang antik namun ternyata hal tersebut menarik perhatian anak-anak, kecuali untuk anak batita saya.

Kebetulan disaat kami datang pun tengah diselenggarakan pameran keris nusantara, sayangnya pameran ini bersifat temporary hingga akhir Januari 2025 saja. Disini setiap pengujung diperbolehkan untuk memegang secara langsung dengan menggunakan sarung tangan latex.

Ada banyak sekali keris dan beberapa senjata tradisional dari Indonesia yang menyerupai keris dipamerkan disini, para petugas penjaga sangat ramah sehingga menambah antusias pengujung untuk dapat menyentuh secara langsung karena junlahnya pun cukup banyak.



Ini merupakan pengalaman pertama kami mengajak anak-anak berkunjung ke museum, menyenangkan dan cukup seru, semoga akan ada lebih banyak lagi museum-museum di Indonesia yang memberikan kenyamanan sekaligus menghibur untuk pengujung sehingga dapat dinikmati oleh semua umur.

Yuk, ayah bunda yang sudah berencana datang ke Museum Nasional Indonesia segera direalisasikan, untuk yang pernah datang ke Museum Nasional Indonesia, sharing ceritanya dong dikolom komentar.




Komentar

Formulir Kontak