Katanya "menjadi orang tua proses belajarnya seumur hidup" saya setuju dengan kalimat tersebut karena menurut saya belajarnya orang tua yah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anaknya, namun bila ada kalimat tambahannya "..makanya tidak pernah ada buku panduan untuk menjadi orang tua atau lebih tepatnya tidak pernah ada buku panduan bagaimana berperan menjadi seorang ibu"
Ah itumah dulu, zaman sekarang nggak begitu lagi kok. Sekarang dengan memanfaatkan social media yang kita punya entah itu, facebook, instagram hingga aplikasi chating seperti whats app atau line. Kita bisa ikutan atau mungkin mendaftar menjadi anggota sebuah komunitas parenting, mengikuti berbagai macam kelas parenting baik itu online maupun offline, atau mungkin yang baru saya tahu ada wag yang mengkhususkan untuk kuliah parenting.
Dari berbagai pilihan tersebut juga ada pilihan lain untuk belajar mengenai parenting, Belajar parenting dengan cara klasik, yaitu dari sebuah buku. Banyak sekali buku parenting yang bisa menjadi pedoman, yang dapat membantu memberi panduan, menjadi referensi hingga bisa membimbing kita sebelum menjadi orangtua.
Bahkan buku-buku parenting berikut yang akan saya referensi juga bisa digunakan untuk kita yang telah menjadi orangtua, namun ingin menambah ilmu atau pengetahuan atau mau belajar lagi, mungkin untuk mengoreksi diri pada pola asuh anak-anak kita.
Tahun 2018 lalu saya perhatikan memang banyak sekali penerbit yang menjual buku-buku parenting di pasaran, sepertinya buku dengan tema parenting sedang banyak di cari oleh pembaca buku di Indonesia, mungkin (mungkin loh yah) karena salah satunya yang menjadi pasar potensial adalah para mama muda dengan anak-anak milenial.
Dari banyaknya buku parenting, Ketiga buku parenting ini yang menjadi favorit bacaan saya, ditulis oleh penulis-penulis baru, bukan seorang pakar parenting namun mereka menulis buku-bukunya berdasarkan pada pengalaman yang mereka alami dengan anak-anak mereka, Namun menurut saya tidak kalah dengan buku-buku yang diterbitkan oleh ahlinya karena mereka pun belajar juga dari para ahli parenting kemudian ilmu yang mereka dapat di modifikasi kembali, disesuaikan dengan anak mereka.
Dari banyaknya buku parenting, Ketiga buku parenting ini yang menjadi favorit bacaan saya, ditulis oleh penulis-penulis baru, bukan seorang pakar parenting namun mereka menulis buku-bukunya berdasarkan pada pengalaman yang mereka alami dengan anak-anak mereka, Namun menurut saya tidak kalah dengan buku-buku yang diterbitkan oleh ahlinya karena mereka pun belajar juga dari para ahli parenting kemudian ilmu yang mereka dapat di modifikasi kembali, disesuaikan dengan anak mereka.
Yang pertama ada buku yang diterbitkan oleh dua orang Parenting blogger kenamaan Grace Melia dan Annisa Steviani. Buku berwarna peach dengan illustrator dari Frans Sitanggang yaitu dua orang ibu yang kelelahan kontras dengan gambar dua orang anak yang asiek bermain, berjudul (Indahnya) Susahnya jadi Ibu.
Didalam buku yang ditulis dengan huruf yang besar-besar, kertas-kertas penuh aneka warna, banyak gambar yang lucu-lucu dan dibuat menjadi 12 bagian ini bercerita dari masa kehamilan, masa-masa sulit setelah melahirkan, perjuangan seorang ibu rumah tangga atau working mom, pilihan nanny dan daycare hingga surat cinta untuk para suami yang bikin meneteskan air mata (buat saya sih), nggak akan bosan buat baca berkali-kali.
Menurut saya buku ini cocok banget kalau dibaca terutama oleh calon ibu yang sekarang lagi hamil, karena dapat membantu biar nggak kaget kalau sudah jadi orang tua, sehingga kita nih yang kemudian jadi ibu-ibu (mudah-mudahan) nggak akan baby blues setelah melahirkan karena sudah punya gambaran kalau habis melahirkan kondisi tubuh dan mental kita akan seperti apa.
Namun tetap cocok dibaca untuk yang sekarang sudah menjadi ibu dan anaknya sudah mulai usia balita. Banyak hal bisa kita contoh untuk dapat persfektif baru dalam mengasuh dan mengasihi anak dari kacamata dua penulis buku ini, terutama buat kita yang sering membandingkan atau merasa tersaingi dengan ibu-ibu lain.
"begitu menyandang predikat ibu, langsung ada sederet tanggung jawab menanti di depan. Tapi, ibu tetaplah manusia yang bisa capek, marah dan mengeluh dan itu tidak apa-apa. thats prove we are humans"
-grace melia-
"Karena sesungguhnya, hal tersulit dari menjadi orang tua adalah menerima kekurangan diri sendiri. Menerima bahwa sebagai orang tua, kita tidak selalu benar, menerima bahwa anak belajar melalui dunianya, bukan dunia kita. Anak melihat sesuatu dengan pola pikirnya, bukan pola pikir kita"
-annisa steviani-
Penerbit : Grasindo (gramedia grup)
Harga : 75 Ribu
Harga : 75 Ribu
Tebal : 204 halaman
![]() |
Indahnya Susahnya Jadi ibu |
Yang kedua, buku milik ibok Retno Hening, yang dalam bukunya banyak bercerita tentang anaknya bernama Kirana. Sebelum menulis dan menerbitkan buku ini, Ibok Retno Hening banyak berbagi cerita dengan video di social media instagram dan menjadi favorit banyak orang karena Kirana begitu menggemaskan.
Kalau merasa sedih karena merasa kok jadi emak begini banget yah, nggak seperti yang Nia ramadhani alami, baca deh buku ini karena ibok ini tinggal di perantauan di luar negeri pula, jauh dari keluarga dan sanak saudara harus membesarkan anak hanya berdua saja dengan pak suami, yang sedari lahir mengidap dermatitis atopi atau exim (pada kulitsering terjadi peradangan, gatal, memerah, kering dan tidak halus).
Namun ibok punya semangat yang bikin saya jadi merasa harusnya bersyukur lebih banyak karena masih ada suami yang membantu membesarkan anak dan orang tua serta saudara yang lebih mudah dimintai tolong atau yang mendukung proses tumbuh dan kembang anak.
Hampir sama dengan buku pertama, namun buku ini lebih lengkap ceritanya, terdapat 11 bab dimulai dari cerita setelah menikah, harapan memiliki anak, hingga berisi juga permainan yang dapat dilakukan bersama antara ibu dan anak, terdapat resep-resep masakan yang bisa dicontek untuk dibuat.
Penerbit : Gagas Media
Harga : 80 ribu
Tebal : 200 halaman
Penerbit : Gagas Media
Harga : 80 ribu
Tebal : 200 halaman
![]() |
Happy Little Soul |
Yang ketiga, buku yang isinya dapat menjadi hiburan banget dari puty puar yang seorang blogger juga. Buku terakhir ini agak berbeda dari dua buku sebelumnya, mungkin bukan termasuk buku parenting juga sih, karena buku ini isi ceritanya tingkah polah ibu-ibu muda dalam bentuk komik yang di gambar oleh puty puar sendiri.
Gambar-gambar pada buku ini membuat siapapun yang membaca, mungkin akan seperti saya yang menjadi mesem-mesem sendiri kalau nggak ngakak banget karena 'dipaksa' menerima kenyataan kalau ibu-ibu pada umumnya yah seperti yang digambarkan pada buku ini.
Bila dua buku sebelumnya lebih serius dan membutuhkan waktu untuk membacanya, buku inilah yang paling ringan, enak dijadiin bacaan dimana-mana.
Gambar-gambar pada buku ini membuat siapapun yang membaca, mungkin akan seperti saya yang menjadi mesem-mesem sendiri kalau nggak ngakak banget karena 'dipaksa' menerima kenyataan kalau ibu-ibu pada umumnya yah seperti yang digambarkan pada buku ini.
Bila dua buku sebelumnya lebih serius dan membutuhkan waktu untuk membacanya, buku inilah yang paling ringan, enak dijadiin bacaan dimana-mana.
Selain sangat menghibur buku ini juga bertujuan untuk mendukung para ibu, agar tidak merasa sendirian dalam perjuangannya ketika mengurus anak.
"oh ternyata saya nggak sendirian, oh ternyata, banyak juga yang seperti saya"
-puty puar-
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : 59 ribu
"oh ternyata saya nggak sendirian, oh ternyata, banyak juga yang seperti saya"
-puty puar-
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : 59 ribu
Tebal : 130 halaman
![]() |
Komik Persatuan Ibu-ibu |
Jadi orangtua sebenarnya nikmat sekali, bila kita lebih banyak bersyukur daripada mengeluh, namun kadang kita lupa untuk bahagia terutama yang ibu-ibu, karena sering kali kebahagian yang kita punya kita bandingkan dengan kebahagian orang lain, padahal setiap orang, setiap pasutri, setiap keluarga punya kebahagiannya masing-masing.
Dari 3 buku ini, saya belajar bahwa setiap ibu punya Cara parenting sendiri, tak perlu merasa minder atau kecil hati bila tumbuh kembang anak tidak sama dengan yang lain, karena anak tidak hanya butuh ibu yang hebat tapi lebih butuh ibu yang bahagia menjalani perannya.
Selain itu saya mau mengajak ibu-ibu untuk lebih saling mencintai dan saling mendukung satu sama lain, jangan lagi terkotak-kotakkan menjadi sahm atau wm, ataupun hal lainnya yang hingga saat ini sering jadi pemicu mom's war di social media, padahal kita mempunyai peran utama yang sama yaitu mengasuh dan mengasihi anak-anak kita agar menjadi manusia yang luar biasa.
Siapa yang sudah baca ketiga buku tersebut ? Yang Mana yang menjadi favoritnya kamu ? sharing dong pendapat kamu di kolom komentar dibawah ini yah
loph,
Maya Rumi